1.1
LATAR
BELAKANG MASALAH
Seiring
dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga diciptakan pemuas atau
pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk itu munculah pabrik-pabrik industry sebagai
pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah dengan sedemikian rupa menjadi
barang setengah jadi maupun barang siap pakai, untuk selanjutnya akan
dikonsumsi masyarakat. Dalam jumlah produksi yang sagat besar tiap harinya akan
menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses pengolahan yang tidak terpakai.
Sisa-sisa inilah (limbah) bila terakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat
mencemari lingkungan bila tidak ada penanganan khusus.
Kemudian,
masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan “mengeluarkan” limbah-limbah
sebagai hasil penggunaan hasil barang produksi tersebut. Limbah ini dinamakan
limbah rumah tangga. Meskipun sedikit lebih “aman”, bukan berarti dapat
seenaknya saja membiarkan limbah ini dibuang begitu saja. Karena limbah sekecil
apapun bila dalam jumlah yang besar dapat memberikan konstribusi besar dalam
hal pengrusakan terhadap lingkungan. Untuk itulah diperlukan penanganan yang
tepat dalam pengolahan limbah-limbah industry maupun limbah rumah tangga.
Limbah cair atau air limbah
adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai
kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah
penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami
peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan
laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk
menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai kasus pencemaran
lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini
diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit,
pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan
pengolahan limbah tersebut belum mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya,
keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan
industri. Namun, penanganan dan pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup
tinggi sehingga kurang mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri,
terutama kalangan industri kecil dan menengah.
Industri primer pengolahan hasil
hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi
lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas,
teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai,
namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat
penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan,
penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi
pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah
adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi
pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat
dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan
yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang
bersangkutan.Untuk bisa memilih teknologi yang tepat, seseorang harus
mengetahui gambaran umum tentang metode-metode pengolahan air limbah yang ada,
baik tentang prinsip kerja, tentang penerapan metode-metode tersebut,
keuntungan dan kerugian, dan juga faktor biaya. Hal yang penting dalam konsep
pengolahan air limbah industri adalah usaha mencegah atau menekan beban pencemaran
seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi itu sendiri. Baru
pada tahap selanjutnya adalah pengolahan air limbah yang dihasilkan agar tidak
mencemari badan air (sungai, selokan dsb) atau dengan kata lain, agar air
buangan dari industri sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan.
Penentuan suatu sistem
pengolahan limbah yang tepat terhadap air limbah terkait erat dengan informasi
komposisi dan karakteristik dari air limbah terlebih dahulu. Karena itu,
macam-macam industri dan karakteristik limbah menjadi penting untuk dipaparkan
dalam kaitan dengan teknologi pengolahan air limbah dari industri, prinsip
dasar pemilihan teknologi yang tepat, dan contoh sistem pengolahan limbah pada
beberapa jenis industri.
Pemutusan atau penentuan solusi bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karna mau tidak mau kita sebagai siswa
SMK farmasi harus bisa menunjukkan sikap mandiri dan selalu berinovasi. Dengan mengetahui dan memahami
pengolahan limbah cair secara baik dan
benar secara prosedural, tentu kita tidak akan kesulitan mencari solusi untuk
peningkatan limbah yang terus meningkat ini.
Makalah ini dimaksudkan untuk
memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya pemahaman siswa tentang apa saja
yang termasuk limbah cair, apa dampak negative dan positif dari limbah cair
sampai ke pemecahan masalah yaitu metode pengolahan limbah cair. Kami mengambil
ruang lingkup yang relative sempit yaitu masalah yang biasa kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari maupun masa depan seperti pengolahan limbah cair dalam
rumah tangga, rumah sakit dan industry-industri besar termasuk indusri besar
farmasi atau yang sering kita sebut PBF (Pabrik Besar Farmasi).
Penyajian uraian makalah ini
bersifat konstektual utamanya terkait dengan kenyataan atau fakta yang terjadi
dalam masyarakat. Penyajian uraian
makalah ini juga kami berusaha mengembangkan interaksi antara pembaca dengan
bahasa komunikatif dan sopan.
1.2
TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan makalah
tentang Pengolahan Limbah Cair ini adalah sebagai berikut:
Dalam kegiatan
belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Kesehatan Masyarakat, penyusunan makalah
ini untuk memenuhi nilai tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Selain itu,
kami juga dapat mengenal dan lebih memahami tentang apa saja yang berkaitan
dengan limbah.
Mengetahui dan
memberikan informasi tentang pengolahan limbah cair.
1.3
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu limbah?
2.
Apa saja jenis limbah?
3.
Apa itu limbah cair?
4.
Apa saja jenis limbah cair?
5.
Hal apa saja yang dapat menjadi sumber limbah
cair?
6.
Bagaimana efek buruk limbah cair terhadap
kehidupan masyarakat?
7.
Mengapa kita perlu untuk melakukan pengolahan
limbah cair secara terpadu?
8.
Bagaimana metode yang digunakan dalam pengolahan
limbah cair?
9.
Apa saja yang temasuk limbah cair dalam skala
kecil seperti rumah tangga?
10.
Bagaimana penanganan terbaik dalam
pengolahannya?
11.
Apa saja jenis limbah cair dalam rumah sakit?
12.
Bagaimana cara mengolah limbah cair rumah sakit
agar tidak membahayakan masyarakat?
13.
Apa saja yang termasuk ke dalam limbah cair
industry?
14.
Bagaimana penanganan terhadap limbah industry
secara umum?
15.
Bagaimana penanganan limbah-limbah cair hasil
industry pulp dan kertas?
16.
Bagaimana metode pengolahan limbah cair yang
baik dalam skala industry farmasi?
1.4
RUANG LINGKUP
Dalam pembuatan makalah ini, kami coba menjelaskan tentang
pengolahan limbah cair yang meliputi;
·
Pengertian limbah
·
Jenis-jenis limbah
·
Pengertian limbah cair
·
Jenis limbah cair
·
Sumber limbah cair
·
Efek buruk limbah cair terhadap masyarakat
apabila tidak diolah dengan baik
·
Pengolahan limbah cair secara terpadu
·
Metode-meetode yang digunakan untuk mengolah
limbah cair
·
Penjelasan tentang limbah cair yang ada dalam
rumah tangga
·
Cara untuk pengolahan limbah cair rumah tangga
·
Penjelasan tentang limbah cair rumah sakit
·
Metode untuk menangani pengolahan limbah cair
rumah sakit
·
Penjelasan tentang limbah cair industry
·
Pengolahan limbah cair industri
1.5
METODE DAN SUMBER DATA
Kami mengambil informasi dari internet, data lebih lanjut
ada dalam daftar pustaka.
BAB II
TEORI DASAR
BAB II TEORI DASAR
2.1 PENGERTIAN
Secara
umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan
dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industry, pertambangan, dll.
Kehadiran limbah pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Oleh
sebab itu, masyarakat kurang menaruh perhatian akan kedatangan limbah. Terdapat
sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa letak septic tank, cubluk (balong),
dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah, akan menyebabkan
kualitas air menurun. Dari 636 sampel, 285 titik sampel sumber air tanah telah
tercemar bakteri coli. Secara kimiawi, 75 % dari sumber tersebut tidak memenuh
baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi,
dan mangan. ( sumber : pengelolaan limbah industry –
Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia )
Limbah cair, yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari suatu
hasil usaha dan atau kegiatan berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan
diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987)
air limbah (waste water)
adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari
industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan
Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya
sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi
perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air
hujan. Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk
meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan
toksisitas yang juga minimal.
Pengertian Menurut
Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang yang
berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup. Batasan lainnya mengatakan
bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari
daerah pemukiman, perdagangan,perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air
tanah, air pemukimandan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto,
1985). Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan
lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa,
namun volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi
kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang
sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke
sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air
buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.
Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya
sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan
demikian dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan
efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara
terpadu dengan dimulai dengan upaya minimalisasi limbah (waste
minimization), pengolahan
limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).
2.2 JENIS-JENIS AIR LIMBAH
Air limbah berasal dari dua jenis sumber
yaitu air limbah rumah tangga dan air limbah industri. Secara umum didalam
limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan didalam
limbah industri harus dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat yang
berbahaya dan harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga
kandungannya bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage
plant, karena zat-zat berbahaya itu bisa memetikan fungsi mikro organisme yang
berfungsi menguraikan senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat
berbahaya bahkan kalau dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa
terjadi perubahan yang berarti, misalnya logam berat. Penanganan limbah
industri tahap awal ini biasanya dilakukan secara kimiawin dengan menambahkan
zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi yang bersifat kotoran umum. zat-zat yang
berbahaya.
2.3 SUMBER AIR LIMBAH
Sumber Air
Limbah Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Air buangan yang
bersumber dari rumah tangga (domestic
wastes water), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Air limbah rumah tangga terdiri
dari 3 fraksi penting, yaitu :
a. Tinja (faeces), berpotensi
mengandung mikroba pathogen
b. Air seni
(urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta kemungkinan kecil
mikro-organisme.
c. Grey
water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar mandi. Grey water
sering juga disebut dengan istilah sullage. Campuran faeces dan urine disebut
sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air bilasan toilet disebut
sebagai black water. Mikroba pathogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini
merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan.
2. Air buangan
industri (industrial wastes water),
yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang
terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai
oleh masing-masing industri, antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak
garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak
menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan
kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari
daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat
ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air
limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah tangga. Air limbah rumah tangga
sebagian besar mengandung bahan-bahan organik sehingga memudahkan di dalam
pengelolaannya. Sebaliknya, limbah industri lebih sulit pengelolaannya karena
mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organik lain yang bersifat
toksik.
Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a.
Kebiasaan manusia Makin banyak orang menggunakan
air, makin banyak air limbah yang dihasilkan.
b.
Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau
terpisah. Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon
atau lebih per kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah
mencapai rata-rata 25-50 galon per kapita.
c.
Waktu Air
limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi pada waktu dalam
pagi dan malam. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air , yang
menyebabkan aliran air limbah lebih banyak dibandingkan pada tengah hari yang
volumenya sedikit, dan pada malam hari agak meningkat lagi.
2.4 EFEK BURUK AIR LIMBAH
Sesuai dengan batasan air limbah yang
merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda
yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah
tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut
tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap
lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
a. Gangguan
Terhadap Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap
kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui
air limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja
seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta
schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri
banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:
1. Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan
hepatitis. Secara pasti modus penularannya masih belum diketahui dan banyak
terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air.
2. Vibrio Cholera
Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air
limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.
3. Salmonella Typhosa A dan Salmonella Typhosa B
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak
terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah
melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak
berpenyakit typhus.
4. Salmonella Sp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis
bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan.
5. Shigella Sp
Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang
tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan
kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
6. Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya
tahan terhadap pengolahan.
7 . Brusella Sp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan
keguguran (aborsi) pada domba.
8. Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air
limbah yang berasal dari sanatorium.
9. Leptospira
Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus
selokan .
10. Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui
Lumpur yang mengandung kista.
11. Schistosoma Sp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada
saat melewati pengolahan air limbah.
12. Taenia Sp
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan
terhadap cuaca.
13. Ascaris Spp. Enterobius Sp
Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.
Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman
penyakit maka air limbah juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab
iritasi, bau dan bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah
terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh sumber asal air limbah.
Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh yang nyata
di mana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang
pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan oleh
nelayan, sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat
termakannya kandungan air raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal
dari air limbah yang tercemar oleh adanya pabrik yang menghasilkan air raksa
pada buangan limbanya. Selain air raksa masih banyak lagi racun lainnya yang
dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain:
1.
Timah
Hitam
Apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat
terserang penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal.
2. Krom
Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan
dengan krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat
menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan.
3. Sianida
Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang
sangat kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati.
b. Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di
dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut
di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air
yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi
perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena
kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada
di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di
dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air.
Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang
seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Sebagai akibat
selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.Selain bahan-bahan
kimiayang dapatmengganggu kehidupan di dalam air, maka kehidupan di dalam air
juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya tempertur
tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya
air limbah dapat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan
pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.
c.
Gangguan
Terhadap Keindahan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang
dibuang oleh perusahaan yang memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka
setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-bahan organic dalam
jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan
pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi
memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah
mengalami proses pembusukan dari zat organic yang ada didalamnya.Sebagai akibat
selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organic yang sangat
menusuk hidung.
Disamping bau yang ditimbulkan, maka dengan
menumpuknya ampas akanmemerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan
tempat sekitarnya. Pembuangan yang sama akan dihasilkan oleh perusahaan yang
menghasilkan minyak dan lemak, selain menimbulkan bau juga menyebbkan tempat di
sekitarnya menjadi licin. Selain bau dan tumpukan ampas yang menggangu, maka
warna air limbah yang kotor akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidag
kalah besarnya.
Keadaan yang demikian akan lebih parah lagi,
apabila pengotoran ini dapat mencapai daerah pantai dimana daerah tersebut
merupkan derah tempat rekreasi bagi masyarakat sekitarnya.
Pada bangunan
pengolah air limbah sumber utama dari bau berasal dari :
·
Tangki
pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau lain yang
melewati bangunan pengolahan.
·
Tempat
pengumpulan buangna limbah industri.
·
Bangunan
penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
·
Buih
atau benda mengapung yang terdapat pada tangki pengendap pertama.
·
Proses
pengolahan bahan organic.
·
Tangki
pengentalan (thickener) untuk mengambil Lumpur.
·
Pembakaran
limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari semestinya.
·
Proses
pencampuran bahan kimia.
·
Pembakaran
Lumpur
d.
Gangguan
terhadap Kerusakan Benda
Apabila air limbah mengandung gas
karbondioksida yang agresif, maka mau tidak mau akan mempercepat proses
terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi serta bangunan aiar yang
kotor liannya. Dengan cepat rusaknya benda tersebut maka biaya pemeliharaannya
akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material. Selain
karbon dioksida gresif, maka tidak kalah pentingnya apabila air limbah itu
adalah air limbah yang berkadar pH rendah atau bersifat asam maupun pH tinggi
yangbersifat basa. Melalui pH yang rendah maupun pH yang tinggi mengkibatkan
timbulnya kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya.
Lemak yang merupakan sebagian dari komponen
air limbah mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu udara normal, dan akan
berubah menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang
merupakan benda cair pada saat dibuang ke saluran air limbah akan menumpuk
secara kumulatif pada saluran air limbah karena mengalami pendinginan dan lemak
ini akan menempel pada dinding saluran air limbah yang pada akhirnya akan dapat
menyumbat aliran air limbah. Selain penyumbatan akan dapat jugaterjadi
kerusakan pada tempat dimana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat
timbulnya bocor.
2.5 Pengelolaan Air Limbah
Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus
menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah
yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah
dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air
limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi
sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada
Instalasi PengolahanAir Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP)
Tujuan Pengelolaan Air Limbah
Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri,
antara lain:
1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.
2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.
3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor
penyakit. 9
Syarat Sistem Pengelolaan Air Limbah
Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan
harusmemenuhi persyaratan berikut:
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber
air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang
hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang
mengakibatkan penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.
Metode Pengelolaan
Air Limbah
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah
air limbah,diantaranya:
a.
Pengenceran (disposal by dilution)
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau
laut agar mengalami pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami
purifikasi alami. Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan
bakteri pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada
didalam air limbah itu. Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka
persyaratan berikutharus dipenuhi:
1. Air sungai atau danau tidak boleh
digunakan untuk keperluan lain.
2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran
berlangsung kurang dari 30-40 kali3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan
kata lain air harus mengalir (tidak boleh stagnan) agar tidak menimmbulkan bau.
b. Cesspool
Bentuk cesspool ini menyerupai
sumur tetapi digunakan untuk pembuangan air limbah. Dibuat pada tanah yang
berpasir agar air buangan mudah meresap kedalam tanah. Bagian atas ditembok
agar tidak tembus air. Apabila ceespool sudah penuh (±60bulan), lumpur
didalamnya dapat dihisap keluar atau dari semula dibuat cesspool secara
berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke cesspool
berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal
6 meter dari pondasi rumah.
c. Sumur resapan (seepage pit)
Sumur resapan merupakan sumur tempat
menampung air limbah yang telah mengalami pengolahan dalam system lain,
misalnya dari aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal
mengalami peresapan ke dalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang
berpasir, dengan diameter 1-2,5 meter dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian
dapat mencapai 6-10 tahun.
d. Septic tank
Septic tank, menurut WHO, merupakan metode
terbaik untuk mengelolah air limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan
tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian, antara lain:
1.
Ruang pembusukan
Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami
penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan, dan
lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam dosing chamber melalui pipa. Lumpur
akan masuk ke ruang lumpur.
2.
Ruang
lumpur
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang sudah
penuh, lumpur dapat dipompa keluar.
3.
Dosing chamber
Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfungsi untuk
mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata.
4.
Bidang resapan
Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan menyaring
bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal bidang resapan ini
10meter dan dibuat pada tanah berpasir.
e.
System Riool (sewage)
System riool menampung semua air kotor dari
rumah maupun perusahaan, dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan.
Apabila dipakai untuk menampung air hujan, sistem riool ini disebut combined
system, sedangkan jika bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut
separated system. Agar tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke
ujung kota, misalnya ke daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air
kotor itu masih memerlukan pengolahan.
Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain:
1.
Penyaringan (screening)
Penyaringan ditujukan untuk menangkap
benda-benda yang terapung diatas permukaan air.
2.
Pengendapan (sedimentation)
Pada proses ini, air limbah dialirkan ke
dalam bak besar (sand trap) sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta
pasir mengendap.
3.
Proses biologis
Proses ini menggunakan mikroba untuk
memusnahkan zat organic di dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.
4. Disaring
dengan saringan pasir (sand filter)
5. Desinfeksi
Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh mikroba
patogen.
6. Pengenceran
Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga mengalami
pengenceran.
Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalan suatu
instalasi khusus yang dibangun diujung kota
BAB
III
PEMBAHASAN
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab
pembahasan, kami mengambil ruang lingkup tentang pengolahan limbah cair di umah
tangga, rumah sakit dan berbagai industri.
3.1
Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga
3.1.1
Pengertian
Limbah cair domestik (rumah tangga) merupakan
limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan perdagangan,
perkantoran dan sarana sejenis. Contoh limbah cair domestic adalah air deterjen
sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
Meningkatkan kegiatan manusia dalam
rumah tangga mengakibatkan bertambahnya jumlah limbah cair. Sumber limbah cair
rumah tangga bersifat organic yaitu dari sisa-sia makanan dan deterjen yang
mengandung fosfor. Limbah cair dapat meningkatkan kadar BOD (biochemical Oxygen
demand) dan pH air. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran yang
banyak menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan.
3.1.2 Jenis-jenis unit pengolahan
air limbah
a. SEPTICTANK
a. SEPTICTANK
Sistem septictank sebenarnya adalah
sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang
terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat,
bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.
Hal-hal yang yang harus diperhatikan
saat pembangunan septic tank agar tidak mencemari air dan tanah sekitarnya
adalah :
·
jarak minimal dari sumur air bersih
sekurangnya 10m.
·
untuk membuang air keluaran dari
septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai septic tank dibuat miring
kearah ruang lumpur.
·
septic tank direncanakan utuk
pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah antara 70-90 % dari
volume penggunaan air bersih.
·
waktu tinggal air limbah didalam
tangki diperkirakan minimal 24 jam.
·
. besarnya ruang lumpur diperkirakan
untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40
liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.
·
pipa air masuk kedalam tangki
hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5 cm dari pipa air keluar.
·
septic tank harus dilengkapi dengan
lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
Agar septic tank tidak mudah penuh
dan mampat, awet dan tahan lama perlu diperhatikan hal berikut :
·
Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
·
Pemilihan Pipa yang tepat
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.
·
Sesuaikan Kapasitas Septic tank
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
·
Bak Harus Kuat dan Kedap Air
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.
SEPTICTANK
PROSES AIR LIMBAH DARI WC SAMPAI KEMBALI KE DALAM TANAH
Limbah dari WC melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkan ke Drain Field sehingga dapat masuk ke dalam air tanah.
Limbah dari WC melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkan ke Drain Field sehingga dapat masuk ke dalam air tanah.
b. SUMUR RESAPAN
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa
teknik konversi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai
tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan :
1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2. Tidak memerlukan biaya yang besar.
3. Bentuk konstruksi SRA sederhana
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan :
1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2. Tidak memerlukan biaya yang besar.
3. Bentuk konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
3.2
Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
3.2.1 Karakteristik Limbah Rumah Sakit
Sampah dan limbah
rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Apabila dibanding dengan kegiatan instansi
lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah dan limbah rumah sakit dapat
dikategorikan kompleks. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam
dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat
maupun cair.
Limbah klinis
adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari, farmasi
atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan
kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
Air Limbah Rumah
Sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh
kegiatan rumah sakit yang meliputi limbah domestic cair yakni buangan kamar
mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, limbah cair klinis rumah sakit
misalnya air bekas cuci luka, cuci darah, dll ; air bekas laboratorium dan
lainnya. Beberapa teknologi yang digunakan dalam pengolahan air limbah rumah
sakit yakni antara lain: proses lumpur aktif, reactor putar biologis, proses
pengolahan dengan biofilter “Up Flow”, serta proses pengolahan dengan system
“biofilter anaerob-aerob.
3.2.2 Limbah Cair
Rumah Sakit
Limbah rumah
sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme, bahan-bahan organik dan
an-organik. Beberapa contoh fasilitas atau Unit Pengelolaan Limbah (UPL) di
rumah sakit antara lain sebagai berikut:
1) Kolam Stabilisasi Air Limbah (Waste
Stabilization Pond System)
Sistem pengelolaan
ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah lahan, karena kolam stabilisasi
memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya dianjurkan untuk rumah sakit di
luar kota (pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan yang cukup. Sistem
ini terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana yakni :
1. Pump Swap (pompa air kotor).
2. Stabilization Pond (kolam stabilisasi) 2 buah.
3. Bak Klorinasi
4. Control room (ruang kontrol)
5. Inlet
6. Incinerator antara 2 kolam stabilisasi
7. Outlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi.
2) Kolam oksidasi air limbah (Waste Oxidation Ditch
Treatment System)
Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit
di kota, karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat
atau elips, dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih
lama berkontak dengan oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah
dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan benda padat dan lumpur.
Selanjutnya air yang sudah jernih masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang ke
selokan umum atau sungai. Sedangkan
lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan pada Sludge drying
bed (tempat pengeringan Lumpur). Sistem kolam oksidasi ini terdiri
dari :
1. Pump Swap (pompa
air kotor)
2. Oxidation Ditch (pompa
air kotor)
3. Sedimentation Tank (bak pengendapan)
4. Chlorination Tank (bak klorinasi)
5. Sludge Drying Bed ( tempat pengeringan lumpur, biasanya
1-2 petak).
6. Control Room (ruang
kontrol)
3) Anaerobic
Filter Treatment System
Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik
melalui filter/saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah mengalami pretreatment
dengan septic tank (inchaff tank). Proses anaerobic filter
treatment biasanya akan menghasilkan effluent yang
mengandung zat-zat asam organik dan senyawa anorganik yang memerlukan klor
lebih banyak untuk proses oksidasinya. Oleh sebab itu sebelum effluent dialirkan
ke bak klorida ditampung dulu di bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan
oksidasi zat-zat tersebut di atas, sehingga akan menurunkan jumlah klorin yang
dibutuhkan pada proses klorinasi nanti.
Sistem Anaerobic Treatment terdiri dari
komponen-komponen antara lain sebagai berikut :
1. Pump Swap (pompa air kotor)
2. Septic Tank (inhaff tank)
3. Anaerobic filter.
4. Stabilization tank (bak stabilisasi)
5. Chlorination tank (bak klorinasi)
6. Sludge drying bed (tempat pengeringan lumpur)
7. Control room (ruang kontrol)
Sesuai dengan
debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari besar kecilnya
rumah sakit, atau jumlah tempat tidur, maka kontruksi Anaerobic Filter
Treatment Systemdapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut, misalnya :
a)
Volume septic tank
b)
Jumlah anaerobic filter
c)
Volume stabilization tank
d)
Jumlah chlorination tank
e) Jumlah sludge drying bed
f) Perkiraan luas lahan yang diperlukan
Secara singkat
pengelolaan pengelolaan dan pembuangan limbah medis adalah sebagai berikut :
a. Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )
Proses pemilahan
dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaannya
harus mempertimbangkan : kelancaran penanganan dan penampungan sampah,
pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah B3 dan non B3 serta
menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian label yang
jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.
b. Penampungan
Penampungan
sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau berlumut,
terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.
Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi
kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna
seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana
kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius,
kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong
berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong
berwarna hitam dengan tulisan “domestik”
c. Pengangkutan
Pengangkutan
dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan
internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke
incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal
biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan
dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat
proteksi dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan
eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site).
Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus
dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan
angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan
tidak bocor.
d. Pengolahan dan Pembuangan
Metoda yang
digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung pada faktor-faktor
khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang
berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik
pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan adalah :
a. Incinerasi
b. Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap jenuh
bersuhu 121 C)°
c. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide
atau formaldehyde)
d. Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan
kimia sebagai desinfektan)
e. Inaktivasi suhu tinggi
f. Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co60
g. Microwave treatment
h. Grinding dan shredding
(proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah)
i. Pemampatan/
pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk.
3.2.3 Incinerator
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit antara
lain : ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis
yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian
pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan
sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perangkap
untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.
Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah. Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapt dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai.
Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah. Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapt dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai.
3.3
Pengolahan
Limbah Cair Industri
3.3.1
Karakteristik Limbah Cair Industri
Setiap jenis industri mempunyai karakteristik limbah cair
yang spesifik, yang berbeda dengan jenis industri lainnya, walaupun mungkin
suatu jenis industri mempunyai beberapa parameter pencemar yang sama dengan
industri lainnya. Perbedaan karakteristik limbah cair industri akan menyebabkan
proses pengolahan limbah cair industri tersebut berbeda antara satu industri
dengan industri lainnya. Limbah cair industri harus diolah sedemikian rupa
sehingga tidak akan mencemari badan air setempat dimana limbah cair tersebut
akan dibuang.
Pemilihan suatu proses pengolahan limbah cair industri
tergantung dari:
·
Karakteristik limbah cair industri yang
bersangkutan. Dalam hal ini penting dipertimbangkan bentuk dari zat
pencemar, misalnya materi tersuspensi, koloid atau terlarut, kemampuan polutan
tersebut untuk dapat terurai secara biologis (biodegradability); dan
toksiksitas senyawa organik dan inorganik.
·
Kualitas efluen yang diinginkan. Perlu
dipertimbangkan pula kemungkinan dilakukannya batasan di masa yang akan datang,
seperti misalnya batasan toksisitas kehidupan perairan bioassayefluen.
·
Biaya dan ketersediaan lahan yang
tersedia. Satu atau lebih kombinasi pengolahan dapat menghasilkan efluen
yang diinginkan. Akan tetapi hanya satu dari alternatif tersebut yang paling efektif
biayanya.
3.3.2 INDUSTRI PULP DAN KERTAS
Proses
Bahan baku untuk
produksi pulp dan kertas adalah serat selulosa dari kayu, kertsa bekas, bagase,
jerami padi, jerami goni, jerami rami atau jerami gandum. Bahan baku non
selulose adalah soda kostik, natrium sulfat, kapur, klorin, tanah liat, resin,
alum, zat pewarna dan getah. Proses pembuatan pulp mencakup penggunaan bahan
kima, panas, penggilingan mekanis dan atau hydroppulping untuk memisahkan serat
selulosa. Pembuatan pulp secara kimia juga mengurangi jumlah serat.untuk
menghilangkan warna coklat dari pulp dan kertas, bahan itu dikelantang dengan
menggunakan klor, hidrosulfit dan oksigen dan peroksida.
Kostik digunakan
untuk ekstraksi produk kelantang yang mengandun klorin. Pertama-tama, kertas
dibuat dengan memurnikan serat (menyikat dan memotong masing-masing serat) lalu
memasukkan bahan kimia seperti resin, tanah liat da natrium oksida sebagai
bahan pengisi. Kertas lalu dibentuk di atas ayakan kawat lebar yang bergerak
cepatsecara kontinu sambil membiarkan air tepisah keluar, menakan dan
mengeringkan produknya.
Sumber Limbah Cair
Proses dalam
industri pulp dan kertas mengandung air. Hasilnya adalah debit buangan yang
tinggi dengan kadar BOD dan padat tersuspensi yang relatif rendah antara 400
dan 700 mg/1. pada proses pembuatan pulp, pencucian pulp setelah pemasakan dan
pemisahan serat secara mekanis merupakan salah satu bagian yang paling banyak
menggunakan air.pengelantang konvensional dengan klor dan penghilangan lignin
pada pembuatan pulp secara kimia mengahasilkan paling banyak bahan yang
memerlukan oksigen. Apabila ada proses perolehan kembali bahan kima, kadar
jumlh zat padat yang terlarut, COD dan BOD akan menjadi tinggi.
Proses pembuatan
kertas secara konvensional menghasilkan banyak air dengan kandungan zat padat
tersuspensi yang tinggi dan kadar COD yang cukup penting. Mesin pembuat kertas,
seperti Fourdrinier konvensional, dirangcang untuk menggunakan air untuk
mencuci produk yang terdapat pada ayakan kawat secara kontinu. Tanpa sistem konservasi
akan terjadi kehilangan bahan serat dan pengisi.
Pengendalian di dalam
pabrik
Karena banyak bahan
perusak lingkungan dihasilkan oleh pabrik konvensional penghasil pulp yang
dikelantang dengan proses kraft atau sulfit, maka banyaak industri baru dirancang
untuk pembuatan pulp secara termo-mekanik atau kimia-mekanik.
Proses sulfit dan
kratf tanpa pengambilan kembali bahan kima khususnya yang menimbulkan
pencemaran, sebaiknya dipertimbangkan untuk tidak digunakan dalam pabrik baru.
Pengelantangan dengan menggunakan senyawa klorin menimbulkan hirokarbin klor
dengan kadar yang tidak dapat diterima oleh lingkungan , termasuk dioksin.
Akhir-akhir ini pengelantang dengan menggunakan oksigen dan peroksida mulai
digunakan untuk menggantikan klor.
Pengelantangan
dengan menggunakan oksigen menghasilkan produk dengan kualitas lebih tinggi
daripada yang menggunakan klor. Demikian juga, pengelantangan dengan penukaran
( di mana zat-zat warna asli pada serat ditukar dengan zat pemutih) mulai
dipasang pada pabrik-pabrik baru, memnghasilkan lebih sedikit buangan dari
kilang pengelantangan
Langkah-langkah lain
yang harus dimasukkan ke dalam pabrik baru termasuk :
·
Sistem
pengambilan kembali bahan kimia secara efisien.
·
Pelepasan
kulit kayu secara kering.
·
Pembakaran
limbah da pengambilan panas kembali.
·
Pendaurulangan
buangan kilang pengelantangan ke ketel pengambilan kembali bahan kimia.
·
Sistem
pencucian brownstock bertahap banyak dengan aliran berlawanan yang efisien .
·
Penggunaan
klor dioksida untuk menggantikan klorin dalam proses pengelantangan
konvensional.
·
Pemasakan
berlanjut dalam proses pembuatan pulp secara kimia.
·
Pengurangan
lignin oksigen setelah pemasakan secara kimia.
·
Pengendalian
penggunaan klor yang ketat dalam pengelantangan dengan cara pemantauan
apabila klor sisa dikurangi maka zat organic klor juga berkurang.
Pengolahan Limbah
Cair
Pengolahan eksternal
pada operasi pulp dan kertas mencakup ekualisi netralisasi, pengolahan primer,
pengolahan sekunder dan tahap pemolesan. Kerana gangguan dari prosesdan
fluktuasi pada pemuatan limbah awal, biasanya pabrik kertas modern memiliki
tempat penampungan dan netralisasi limbah yang memadai sebelum masuk ke tempat
pengendapan primer yang pertama. Ayakan digunakan untuk menghilangkan
benda-benda besar yang masuk kedalam limbah pabrik pulp atau kertas.
Pengendapan primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Bak
pengendap yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi keluwesan
operasional.
Karena itu
memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Bak penjernih bulat yang dirancang
dengan baik dapat menghilangkan sampai 80% zat padat tersuspensi dan 50-995
BOD. Untuk teknologi terbaik yang tersedia yang baru, pengendapan dapat
ditingkatkan dengan menggunakan bahan flokulasi atau koagulasi disamping pengurangan
bahan yang membutuhkan oksigen, pengolahan secara biologis mengurangi kadar
racun dan meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang
menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang memadai, laguna fakultatif
dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan mengurangi 80% BOD buangan
pabrik dengan waktu tinggal 10 hari.
Pabrik-pabrik di
Amerika Utara sekarang dilengkapi dengan laguna aerasi bahkan dengan waktu
tinggal yang lebih panjang, atau kadang-kadang dilengkapi dengan kolam aerasi
pemolesan dan penjernihn akhir untuk lebih mengurangi BOD dan TSS sampai di
bawah 30mg/1. Apabila tidak terdapat lahan yang memadai, maka proses
lumpuraktif, parit oksidasi dan trickling filter banyak digunakan dengan hasil
kualitas buangan yang sama, tetapi sering membutuhkan biaya operasinya lebih
tinggi. Sekarang, pemolesankapasitas yang diperbesar atau melalui pengolahan
fisik atau kimia diterapkan dibeberapa tempat untuk melindungi badab air
penerima.
Pencemaran lain yang
perlu diperhatikan
Effluent dari
pengoperasian pulp dan kertas melalui pemasakan atau pengelantangan dengan
bahan kimia banyak mengandung zat padat terlarut ( terutama natrium dan sulfat
). Senyawa sulfur yang lebih rendah, merkaptan dan senyawa asam resin juga
terdapat dalam buangan pabrik yang menggunakan pemisah serat kimiawi.Nutrien
(nitrogen dan karbon organic ) dan logam (seng dan aluminium) telah menimbulkan
masalah lingkungan dalam beberapa pabrik sperti tersebut di atas : hidrokarbon
klor juga harus diperhatikan dalam pabrik yang menggunakan kelang
pengelantangan berbasis klor beroperasi dan yang baru di Finlandia, Swedia,
Jerman, Jepang, Thailand, Kanada, Belgia, Norwegia, Amerika Serikat, Spanyol,
Perancis, Inggris, dan yunani. Tabel 3.2.1. Baku mutu limbah cair industri pulp
dan kertas, berlaku bagi industri baru atau yang diperluas dan bagi semua
industri mulai tahun 1995
1. Pulp
1) Proses Kraft
(dikelantang dan tidak dikelantang) adalah proses produksi pulp dengan cairan
pemasak natrium hidroksit yang sangat alkalis dan natrium sulfida. Proses kraft
yang tidak dikelantang digunakan pada produksi kertas karton dan kertas
kasarberwarna coklat yang lain. Pengelantangna adalah penggunaan bahan
pengoksidasi kuat yang diikuti dengan ekstraksi alkali untuk menghilangkan
warna dari pulp, pada rentang produk kertas yang lengkap.
2) Proses pulp larut
adalah produksi pulp putih dan sangat murni melalui pemasakan kimiawi yang
kuat. Pulpnya digunakan untuk pembuatan kertas dan produk lain dengan syarat
hampir tidak mengandung lignin.
3) Proses sulfit
adalah penggunaan larutan pekat bersulfit kalsium, magnesium, ammonia, atau
sodium yang mengandung sulfur dioksida bebas yang berlebihan dan termasuk
pengelantangannya.
4) Proses grownwood
adalah proses yang menggunakan defibrasi mekanis (pemisahan serat) dengan
menggunakan gerinda atau penghalus dari batu.
5) Proses semi-
kimia merupakan penggunaan cairan pemasak sulit netral tanpa pengelantangan
untuk menghasilkan produk kasar lapisan dalam karton gelombang berwarna coklat.
6) Proses soda
adalah produksi yang dikelantang dengan menggunakan cairan pemasak natrium
hidroksida yang sangat alkalis.
7) Proses
penghilangan tinta (de-ink) merupakan penggunaan kertas bekas yang didaur ulang
melalui proses pengkilangan tinta dengan kondisi alkali kadang-kadang dibuat
cerah atau diputihkan untuk menghasilkan pulp sekunder, sering kali
berkaitandengan proses konvensional.
2. Kertas
1) Kertas halus
merupakan produksi kertas halus yang dikelantang seperti kertas cetak, kertas
tulis dan kertas rokok.
2) Kertas kasar
merupakan produksi kertas berwarna coklat seperti linerboart, kertas kantong
berwarna coklat atau karton.
3) Kertas lain
merupakan produksi kertas yang dikelantang selain sisa yang tercantum dalam
golongan “halus” seperti kertas Koran.
3.3.3 INDUSTRI FARMASI
Untuk menurunkan
kadar zat pencemar yang terkandung dalam air limbah sehingga memenuhi persyaratan baku mutu yang di tetapkan. Ada 3
hal yang harus di perhatikan :
1.
Karakteristik
dari Limbah
Limbah
cair industri farmasi memiliki kandungan COD dan BOD serta kadar fenol yang
tinggi, tapi kadar limbah logamnya rendah dengan debit air limbah yang tinggi.
2.
Kemampuan Badan Air (assimilative capacity)
Pengolahan
limbah cair sangat tergantung dari kemampuan badan air (air, kali, dll) untuk
menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan pencamaran. Semakin kecil
polutan berarti semakin besar pula
(assimilative capacity) dari badan air tersebut.
3.
Peraturan
Tentang Limbah yang Berlaku
Tiap
daerah memilki kebijakan yang berbeda terhadap standar Baku Mutu Lingkungan.
Peraturan tersebut di sesuaikan dengan keuntungan dari badan air yang
bersangkutan (beneficial use).
Prinsip pengolahan
limbah cair :
a. Pengolahan Limbah Primer
Tujuannya adalah
untuk menghilangkan buangan yang tidak larut, terdapat 4 tahap, yaitu :
·
Screening
: merupakan usaha untuk mengurangi atau menghilangkan bahan buangan yang besar
seperti sampah, plastik, botol bekas, kayu dan barang lain yang berukuran besar
·
Canal
Longitudinal : Pengunaan semacam kanal yang di bagian bawahnya dibuat agak
melebar . benda yang mengendap di bagian bawah kanal selanjutnya di ambil pada
waktu tertentu.
·
Penghilangan
lemak, minyak dan sejenisnya : Prinsipnya adalah lemak, minyak an sejenisnya
memiliki BJ yang lebih kecil dari air sehingga akan mengapung di bagian atas
air
·
Menghilangkan
zat padat tersuspensi : Dilakukan dengan cara mengalirkan limbah cair kedalam
suatu saluran yang dilengkapi dengan penyaring- penyaring dari kasa.
b.
Pengolahan Limbah Sekunder
Bak
penampung limbah awal Centrifuge pemisah sludge
Prinsipnya adalah menghilangkan kontaminan yang tidak
terproses pada pengolahan primer. Beberapa cara yang dapat digunakan adalah
dengan “filtrasi sederhana, penambahan suatu koagulator (terutama untuk
menghilangkan kadar fenol), serta penambahan bahan- bahan kimia dengan
bahan-bahan flocolant(misalnya Al2O3, Ca(OH) 2, kaporit). Kontaminan yang dapat
dihilangkan adalahberupa padatan tersuspensi (solid suspended), senyawa
organik dan anorganik yang terlarut.
Poly Aluminium Chloride
c. Pengolahan limbah tersier
Prinsipnya adalah untuk menurunkan COD dan BOD serta
menambah oksigen terlarut (dissolved oxygen). Penambahan oksigen terlarut
secara fisik dilakukan dengan menyemburkan udara bebas dalam air pada bak/
kolam aerasi secara kontinyu. Secara biologis dilakukan dengan menggunakan
activated sludge, dimana limbah di alirkan kedalam bak/ kolam penampungan yang
berisi mikroorganisme yang akan merubah zat organic menjadi biomassa (energy)
dan gas CO2. Secara mekanis- biologi di lakukan dengan menyemprotkan air limbah
ke permukaan benda padat (mis. Lantai beton) yang di beri mikroorganisme.
Proses Aerasi dengan Aerator
Selanjutnya,
untuk logam beratnya di hilangkan dengan penambahan Ca(OH)2 (lebih di kenal
dengan lime treatment). Dengan cara ini logm berat akan mengendap sebagai garam
atau hidroksida tau sebagai co-presipitant . air limbah yang telah sampai pada
tahap ini kemudian di alirkan ke kolam penampung yang berisi ikan mas sebagi
indikator biologis.
Bak Penampung Akhir sebelum Kolam Ikan
i like it :)
BalasHapuslengkap banget nih, makasih nih
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Kami menyediakan Tenda untuk berbagai jenis acara outdor diantaranya :
BalasHapus*Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).
Tenda Roder sendiri biasa di gunakan sebagai:
-Tenda vaksinasi
-Tenda darurat Rumah sakit
-Posko Pengungsian
-Tenda Peresmian
-Tenda Pameran
-Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya
Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)
*Tenda Transparan
Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegant karna bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari ataupun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
-Acara Wedding
-Acara pesta
-Acara pesta malam
-Acara Event dan masih banyak lagi kegunaannya.
*Tenda Kerucut / Tenda Sarnavil
biasanya memiliki kegunaan untuk:
-Bilik desinfektan
-Event outdor
-Posko pengamanan covid
-Posko Polisi sementara
Untuk infirmasi lebih lanjut anda bia menghubungi 081316140397 RAHMA.
Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci Tangerang.
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://id.pinterest.com/tangerang0290/
https://twitter.com/TangerangRoder
https://www.instagram.com/tendarodertangerang1/
https://sites.google.com/d/13ngcAypBp3gn-PdcA7XaRjpYZH8Cu3kM/p/1THW6hgDfmbFrFrMj9qbjdbOh4Fg7_1Sq/
Penghilangan lemak, minyak dan sejenisnya : Prinsipnya adalah lemak, minyak an sejenisnya memiliki BJ yang lebih kecil dari air sehingga akan mengapung di bagian atas air
BalasHapus· Menghilangkan zat padat tersuspensi : Dilakukan dengan cara mengalirkan limbah cair kedalam suatu saluran yang dilengkapi dengan penyaring- penyaring dari kasa. pabrik Penerima Limbah Kardus Jasa penulis artikel